Pertanian
Lahan Kering merupakan aktifitas pertanian (budidaya tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) yang dilakukan di lahan
kering. Lahan kering dibagi ke dalam empat kategori, yakni :
- Hyper Arid : indek kekeringan(rasio antara curah hujan dan evapotranspirasi potensial) 0.03, tidak ada vegetasi tanaman kecuali hanya beberapa rumpun rumput di daerah lembah, penggembalaan ternak berpindah-pindah, hujan tahunan rendah (di bawah 100 mm/tahun), serta hujan terjadi tidak menentu, bahkan kadang-kadang tidak terjadi hujan sepanjang tahun. Daerah ini terdapat di pe-“gurun”-an Saudi Arabia “Rub’ul Kholi” atau yang dikenal dengan empty quarter.
- Arid : indek kekeringan 0.03-0.20 yang ditandai dengan adanya peternakan, kegiatan pertanian dilakukan dengan irigasi tetes dan sprinkler, terdapat tanaman musiman dan tahunan yang letaknya terpisah-pisah, dan curah hujan tahunan antara 100 – 300 mm. Terdapat di Jeddah, Saudi Arabia dan Negara-negara Timur Tengah pada umumnya.
- Semi Arid : indek kekeringan 0.2-0.5 yang ditandai dengan adanya kegiatan pertanian denga mengandalkan air hujan meski produktifitasnya masih rendah, terdapat kegiatan peternakan komunal, dan curah hujan tahunan 300-800 mm. Biasanya terdapat di perbatasan daerah tropis dan sub-tropis.
- Sub Humid: indek kekeringan 0.5-0.75. Daerah sub humid juga dimasukkan ke dalam area lahan kering, meski sebenarnya memiliki karakter yang dekat dengan daerah lahan basah. Di Indonesia kawasan timur memiliki karakter Sub-Humid, yang mana terdapat beberapa kendala untuk budidadaya pertanian di daerah tersebut.
Lahan
kering ini terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat rendah,
sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi dan
kelembabannya rendah. Lahan kering sering dijumpai pada daerah dengan
kondisi antisiklon yang permanen, seperti daerah yang terdapat pada
antisiklon tropisme. Daerah tersebut biasanya ditandai dengan adanya
perputaran angin yang berlawanan arah jarum jam di utara garis
khatulistiwa dan perputaran angin yang searah jarum jam di daerah
selatan garis khatulistiwa. Terdapat tiga jenis iklim di daerah lahan
kering, yakni :
- Iklim Mediterania : hujan terjadi di musim gugur dan dingin
- Iklim Tropisme : hujan terjadi di musim panas
- Iklim Kontinental : hujan tersebar merata sepanjang tahun
Kondisi
lahan kering tersebut mengakibatkan sulitnya membudidayakan berbagai
produk pertanian. Faktor primer yang diperlukan tanaman untuk tumbuh
adalah media tanam, air, cahaya, angin, dan nutrisi tanaman. Semua
faktor yang diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik tersebut
terhambat oleh kondisi daerah lahan kering yang memiliki iklim dan cuaca
ekstrim. Adapun pengelompokan faktor yang diperlukan tanaman untuk
dapat tumbuh dengan baik dan kendala yang terdapat di daerah lahan
kering serta cara mengatasinya ditampilkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1. Hubungan faktor pertumbuhan dan kendala-kendala serta solusi pertanian di lahan kering
No
|
Faktor Pertumbuhan
|
Kendala
|
Sousi
|
1
|
Media Tanam
|
Tanah Pasir : Infiltrasi tinggi.
Tanah Lempung : tanpa cukup air, rekahan besar, infiltrasi tinggi.
|
Soil Amendment, Pupuk Organik, Kapur, Gipsum.
|
2
|
Air
|
Terbatas, karena curah hujan rendah.
|
Soil Amendment, Mulsa, Sistem Irigasi Tepat Guna.
|
3
|
Cahaya
|
Radiasi tinggi, suhu cenderung tinggi.
|
Penghijauan atau Kegiatan Pertanian.
|
4
|
Angin
|
Minimnya vegetasi mengakibatkan kecepatan angina tinggi.
|
Penanaman tanaman pagar pemecah angin.
|
5
|
Nutrisi
|
Kombinasi tingginya evaporasi dan infiltrasi mengakibatkan tanah salin (kadar garam tinggi), sehingga nutrisi rendah.
|
Pemupukan Organik Terpadu.
|
Media Tanam
Tanah
pasiran yang terdapat di sebagian besar daerah kering di Negara Timur
Tengah menjadi kendala besar bagi usaha pertumbuhan tanaman.
Kendala-kendala tersebuat adalah terlalu besarnya pori-pori tanah yang
mengakibatkan infiltrasi tinggi sehingga tidak dapat menahan air serta
memiliki kadar garam yang tinggi sebagai dampak dari kombinasi tingginya
evapotranspirasi akibat suhu yang tinggi dan tingginya infiltrasi
akibat tanah yang terlalu porous.
|
|
Lahan Kering (Tanah Lempung)
|
Lahan Kering (Tanah Pasir)
|
Sedangkan
tanah lempung yang terdapat pada lahan kering juga terkendala dengan
sifatnya yang labil. Sifat tanah lempung yang kekurangan air akan
merekah (nelo:jawa), sehingga tidak dapat ditumbuhi tanaman dengan
optimal. Tanah sebagai media tanam seharusnya memiliki kemampuan menahan
air dari infiltrasi dan evapotranspirasi, mampu memberikan nutrisi bagi
tanaman, serta memiliki pori-pori proporsional untuk sirkulasi udara (O2 dan CO2).
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan soil amendment atau
pengatur tanah, pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah, dan
kapur untuk meningkatkan pH tanah atau gypsum untuk menurunkan pH tanah.
Air
Rendahnya
curah hujan yang menjadi ciri-ciri khas daerah lahan kering
mengakibatkan ketersediaan air untuk irigasi sangat terbatas. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan soil amendment untuk meningkatkan kapasitas tanah dalam menahan air (water holding capacity),
mulsa untuk mengurangi evapotranspirasi dan penggunaan sistem irigasi
yang tepat guna seperti irigasi tetes ataupun sprinkler tergantung
dengan topografi lahan. Bila lahan datar, maka dapat digunakan irigasi
tetes, dan apabila lahan bergelombang, maka penggunaan sistem irigasi
sprinkler lebih tepat. Kolaborasi penggunaan soil amendment, mulsa dan
sistem isrigasi tepat guna tersebut bertujuan untuk menghemat penggunaan
air dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendistribusian nutrisi
tanaman.
|
|
Springkler Irrigation
|
Drip Irrigation
|
Cahaya
Tingginya radiasi cahaya matahari di daerah lahan kering mengakibatkan tingginya evapotranspirasi, rendahnya suplai oksigen (O2),
dan salinasi / penggaraman di tanah. Cara mengatasi kendala tersebut
dengan melakukan penghijauan, atau secara terintegrasi melakukan
kegiatan pertanian dan perkebunan di lahan kering dapat mengurangi
dampak tingginya radiasi cahaya matahari.
Angin
Minimnya vegetasi di daerah lahan kering mengakibatkan termodinamika pindah panas terjadi secara monoton/ single direction,
hal tersebut mengakibatkan angin melaju dengan kencang, karena angin
merupakan dampak dari udara yang digerakkan oleh perbedaan suhu. Salah
satu dampak dari hal tersebut adalah terjadinya badai gurun (sand storm
atau orang arab menyebutnya haboob) yang membawa banyak material pasir
di daerah pemukiman maupun areal pertanian. Tentu saja hal tersebut
sangat menghambat pelaksanaan kegiatan pertanian. Adapun alternatif
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan tanaman pohon
sebagai pemecah laju kecepatan angina (wind breaker). Aplikasi penanaman pohon sebagai wind breaker
di areal pertanian lahan kering biasanya ditanam mengelilingi areal
pertanian. Adapun berikut ini merupakan contoh desain lahan pertanian
lahan kering yang terdapat di Negara Timur Tengah.
|
Desain Lahan Pertanian Lahan Kering
|
Nutrisi
Dengan
mengambil analogi manusia, nutrisi sebagai makanan bagi tanaman itu
diumpamakan seperti adanya karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin bagi
manusia. Namun bagi tanaman membutuhkan nutrisi makro (N, P, K, Ca, Mg,
S) dan mikro (Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn dan Cl). Tingginya kadar garam di
tanah pertanian lahan kering mengakibatkan unsur-unsur nutrisi yang
diperlukan tanaman tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup,
karena garam sifatnya mereduksi unsur-unsur makro dan membuat
unsur-unsur mikro bersifat toksit atau beracun bagi tanaman. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan pemupukan organik terpadu yang
menyediakan unsur hara tanaman dari bahan-bahan alam untuk mereduksi
kandungan unsur logam dari pupuk-pupuk kimia serta memberikan unsur
mikro tanaman dalam bentuk organik (chillate) yang tidak beracun bagi tanaman di daerah dengan kadar garam yang tinggi.
Contoh Kegiatan Pertanian Lahan Kering di Saudi Arabia
Berikut
ini merupakan contoh kegiatan pertanian lahan kering di Hada Al-Syam,
Jeddah, Saudi Arabia yang dilaksanakan pada tahun 2012-2013. Komoditas
yang ditanam dalam contoh pertanian lahan kering ini adalah labu (squash / Cucurbito sp.), atau orang-orang Indonesia sering menyebutnya dengan waluh sayur atau labu siem.
1. Pengolahan Tanah dan Pemberian Pozzolan
Pengolahan
tanah dilakukan dengan bajak traktor yang bertujuan untuk menggemburkan
tanah, agara sirkulasi udara baik. Pozzolan merupakan pengkondisi tanah
(soil amendment) yang sedang dikembangkan untuk diterapkan di bidang pertanian. Kelebihan dari pozzolan apabila diaplikasikan sebagai soil amendment adalah sifat porositasnya (karena berasal dari batuan vulkanik dan jenis basalt rock)
yang mampu menahan air dalam jumlah yang banyak serta umur ekonomisnya
yang lama, yakni diperkirakan mencapai 20 tahunan bisa berfungsi baik di
tanah.
|
|
|
Traktor Pembajak tanah
|
Pemberian Pozzolan di Lahan
|
Pozzolan Teraplikasi
|
2. Pemasangan Sistem Irigasi Tetes
Sistem
irigasi tetes / drip irrigation sangat cocok diterapkan pada lahan
kering yang terdapat sedikit air dengan topografi yang relatif datar.
|
|
|
Instalasi Sistem Irigasi Tetes
|
Bak Air dan Tempat melakukan Fertigasi
|
Tanaman Tumbuh Bagus di Atas Pozzolan
|
3. Pemupukan dengan Sistem Fertigation (Fertilizing and Irrigation)
Fertigasi
merupakan sistem pemupukan yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan
irigasi. Sistem ini akan efektif dan efisien apabila diterapkan pada
sistem irigasi tetes atau sprinkler. Caranya adalah dengan mengaduk
pupuk yang ingin ditambahkan ke dalam air yang siap diaplikasikan untuk
mengairi tanaman.
4. Hasil Panen
Aplikasi
menggunakan pozzolan sebagai soil amendment terbukti efektif dalam
menghemat air irigasi dan meningkatkan produktifitas tanaman.
|
|
|
Tanaman Umur 1 Minggu
|
Tanaman Umur 5 Minggu
|
Panen pada Umur 8 Minggu
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar